KOMPAS.com
Tak heran apabila harga tanah dan properti di Cibubur memang
cenderung meningkat setiap tahun. Salah satu contohnya harga tanah dan
bangunan di perumahan Kota Wisata.
Follow @ARTPropertyIndo
Prospek
investasi properti di pinggiran Jakarta terbilang cerah. Saban tahun,
harga tanah di Cibubur, Serpong, dan Depok terus meningkat. Kenaikan
harga tanah terbesar terjadi di Depok. Sementara, Serpong berpotensi
mengalami kejenuhan. Mari mencermati prospek investasi properti di
kawasan Cibubur, Serpong, dan Depok.
Wajah Yuliana Wiyanto terlihat sumringah. Wanita ini baru saja
mendulang keuntungan besar dari hasil menjual rumah miliknya di kluster
Pesona Madrid Kota Wisata, Cibubur, Depok.
Dia melepas rumah itu dengan harga Rp 400 juta. Padahal, sekitar
sembilan tahun yang lalu dia hanya mengeluarkan uang sebesar Rp 250 juta
untuk memperoleh rumah tipe 144/120 meter persegi (m²) itu.
Lain lagi dengan Rio Affianto. Karyawan swasta ini berniat melego
rumah tipe 90/140 di Kota Wisata seharga Rp 275 juta. “Sekarang saya mau
jual karena istri ingin punya rumah dekat orangtua di Pondok Kelapa,”
bebernya.
Meski belum laku, rumah milik Rio sudah ditawar cukup tinggi. Ia
mengklaim sudah ada yang berani menawar seharga Rp 250 juta. Padahal,
Rio membeli rumah pada 2007 silam dengan harga Rp 195 juta.
Keuntungan jual beli properti ini tentu menggembirakan para investor.
Masalahnya, tidak sedikit orang yang bingung bagaimana memilih dan
menentukan properti yang menguntungkan di masa depan.
Kepala Riset Jones Lang Lasalle Anton Sitorus menyarankan investor
mencari kawasan yang sedang berkembang untuk berinvestasi. Alasannya,
harga tanah dan properti di daerah yang berkembang cenderung meningkat
lebih cepat.
Nah, bagaimana prospek kawasan di pinggiran Jakarta saat ini? Silakan ikuti ulasan berikut:
CIBUBUR
Lokasi ini termasuk salah satu daerah yang menjadi favorit untuk
tempat tinggal dan berinvestasi. Banyak orang tertarik membeli rumah
yang terletak di pinggiran Ibukota ini. Pengamat properti dari Century
21 Pertiwi Ali Hanafia bilang, akses yang bisa terjangkau dari Jakarta
Selatan, Bekasi, dan Bogor menjadi salah satu keunggulan kawasan
Cibubur.
Manajer Promosi Kota Wisata Hogeny menerangkan, pada 2007 lalu harga
tanah berkisar Rp 900.000 hingga Rp 3,5 juta per m². Sekadar catatan,
perbedaan harga tadi berdasarkan pada lokasi dan kluster.
Selang setahun kemudian, harga tanah naik jadi Rp 1,1 juta hingga Rp 4
juta per m². Tahun ini, Duta Pertiwi mencatat, harga tanah sudah
menjadi Rp 1,3 juta−Rp 4 juta. Berarti, kenaikan harga tanah sebesar 18%
dari tahun sebelumnya. “Segala fasilitas yang dibutuhkan orang
perkotaan sudah tersedia di Kota Wisata. Itu yang menjadi salah satu
daya tariknya,” kata Hogeny, beraroma promosi.
Fasilitas yang tersedia di Kota Wisata terbilang komplet, mulai dari
sekolah, rumah ibadah, sarana olahraga, hingga taman rekreasi seperti
Kampoeng China dan Kampoeng Indonesia. Hogeny mengklaim, kedua tempat
rekreasi itu telah berubah menjadi objek wisata. Total pengunjung
mencapai 50.000 orang pada hari libur.
Perumahan yang mengusung tema City of Millions Enchantment alias Kota
Sejuta Pesona ini telah menggarap 350 hektare atau separuh dari total
lahan seluas 750 hektare. Hingga kini, Kota Wisata telah menelurkan 29
kluster.
Kluster teranyar, yakni Hacienda dan Coatesville, sudah dipasarkan
sejak Oktober 2009 lalu. Kluster ini terdiri dari 200 unit rumah hunian.
Harga satu unit rumah tipe 162 antara Rp 947 juta hingga Rp 1,8 miliar.
Kenaikan harga juga terjadi di perumahan Citragran, yang hanya
sepelemparan batu dari Kota Wisata. Kepala Divisi Penjualan Citragran
Lia Ariyani menghitung, kenaikan harga tanah di perumahannya antara 10
persen hingga 20 persen per tahun.
Ilustrasinya begini. Pada tiga tahun silam, Citragran menjual tanah
sebesar Rp 1,1 juta per m². Setahun kemudian, harga tanah naik jadi Rp
1,4 juta dan tahun ini senilai Rp 1,6 juta pe m². Menurut Lia, kenaikan
harga tanah dan properti demi keuntungan para investor.
Di masa mendatang, Ali memperkirakan, harga tanah di Cibubur bakal
melonjak dengan adanya rencana pembangunan Jakarta Outer Ring Road
(JORR) bagian selatan melalui jalan tol T.B. Simatupang dan Pondok
Pinang.
Dia memprediksi, kenaikan bisa mencapai 20 persen setahun. Cuma, Ali
mengingatkan, masalah kemacetan lalulintas di kawasan tersebut bisa
menjadi problem bila tidak segera diselesaikan.
SERPONG
Lonjakan harga juga terjadi di Serpong, Tangerang. Sejak munculnya
kota mandiri Bumi Serpong Damai (BSD) pada tahun 1989 silam, harga tanah
dan properti di sini amat meroket. Manajer Senior Komunikasi Perusahaan
BSD Idham Muchlis mengatakan, harga tanah dan properti BSD naik antara
15 persen hingga 20 persen per tahun.
Dalam catatan Idham, pada 2004 silam harga tanah di BSD sekitar Rp
750.000 per m² dan bangunan sekitar Rp 2 juta per m². Tahun ini, harga
tanah sudah mencapai Rp 2,7 juta per m² dan harga bangunan sudah
mencapai Rp 3,2 juta per m². Menurut Idham, lonjakan harga yang
signifikan terjadi pada periode tahun 1995−1996 dan tahun 2004−2006.
“Bisa dibilang waktu itu booming properti, sehingga harga naik tinggi,”
ujarnya.
Selain BSD, harga tanah dan properti di Perumahan Alam Sutera juga
meroket. Sejak berdiri 1994 silam, harga tanah di perumahan tetangga BSD
ini naik 10 persen setiap tahun. “Meski naik, tapi harga tanah di Alam
Sutera masih lebih murah dibanding daerah sekeliling,” ujar Sekretaris
Perusahaan Alam Sutera Hendra Kurniawan.
Hendra mengungkapkan, saat ini harga tanah dipatok Rp 3,1 juta sampai
Rp 3,3 juta per m². Bandingkan dengan dua tahun lalu, kala harga tanah
masih sekitar Rp 1,3 juta per m², dan setahun kemudian meningkat
menjadi Rp 2,25 juta per m². “Itu harga tanah rumah hunian. Kalau yang
komersial kenaikannya lebih besar,” ujar Hendra.
Harga tanah komersial sekarang Rp 4,4 juta per m². Padahal, pada 2007
lalu, harganya masih Rp 1,7 juta per m². Itu berarti ada kenaikan
sebesar Rp 2,7 juta per m² dalam selang waktu tiga tahun. Salah satu
penyebab harga tanah di proyek PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) ini
meroket lantaran adanya akses jalan tol sepanjang lima kilometer yang
menghubungkan Jakarta dan Merak. Jalan tol ini juga memberikan akses ke
Bandara Soekarno-Hatta.
Salah seorang investor yang sudah merasakan nikmatnya berinvestasi di
Serpong adalah Yolanda Hanneke. Pada 2000, ia menukarkan duit sebanyak
Rp 190 juta dengan sebuah rumah tipe 160/140 di Alam Sutera. Ketika
itu, ia mengeluarkan kocek tambahan Rp 50 juta untuk melakukan beberapa
perbaikan. “Beberapa bulan lalu saya jual rumah itu seharga Rp 600
juta,” ujar Yolanda.
Pengamat properti Indonesia Property Watch Ali Tranghanda menilai,
kawasan Serpong pertama kali menjadi primadona sewaktu banjir besar
melanda perumahan-perumahan di Jakarta pada beberapa tahun lalu. Selain
bebas banjir, menurut Ali, tingginya permintaan lantaran lokasi sekitar
Serpong sudah mulai jenuh.
Cuma, Ali menilai, kenaikan harga properti di Serpong mulai melamban.
Dalam hitungannya, kenaikan harga sepanjang tahun ini hanya sebesar
12%. Padahal, tahun-tahun sebelumnya, Ali mencatat kenaikan harga yang
lebih besar, yakni dalam rentang 15% hingga 25%.
Ali beralasan, penurunan ini terjadi karena kawasan Serpong sudah mulai
padat. Alhasil, dia melihat banyak orang melirik kawasan di sekitarnya,
seperti Sawangan, Bintaro, Pondok Cabe. “Apalagi ada potensi JORR 2
lewat situ,” jelas Ali.
DEPOK
Kawasan di sebelah selatan Ibukota ini bisa menjadi pilihan menarik
untuk berinvestasi properti. Soalnya, tersedia banyak infrastruktur
untuk mengakses daerah ini.
Iklim di daerah pinggiran Jakarta ini juga turut mendukung. Bila
Jakarta panas lantaran padat penduduk, beberapa daerah Depok terbilang
masih sejuk karena berbatasan dengan kaki Gunung Salak. Kini, daerah
penyebaran perumahan kawasan Depok mulai dari kawasan Cimanggis,
Sukmajaya, Sawangan, sampai Cinere.
Salah satu pengembang di kawasan Depok adalah Grup Sinarmas. Grup ini
tengah mengembangkan perumahan Telaga Golf Sawangan.Proyek perumahan
seluas 100 hektare ini sudah berjalan sejak Februari 2000 lalu. “Saat
ini total tanah yang terbangun sebesar 60% dari lahan keseluruhan,”
ungkap Supervisor Pemasaran Telaga Golf Sawangan Agnes Kusumawardani.
Soal potensi di masa mendatang, Agnes yakin bakal cerah. Argumen dia,
pemerintah sudah merencanakan pembangunan jalan tol Depok-Antasari
(Desari). Jarak pintu tol dengan perumahan ini terbilang dekat. “Kurang
lebih sekitar 3 kilometer,” kata Agnes.
Sejak berdiri, harga tanah dan properti di perumahan ini naik sekitar
10% per tahun. Agnes mengungkapkan, kenaikan tertinggi terjadi pada
2007 dan 2008 lalu akibat lonjakan harga material dan bahan bakar minyak
(BBM).
Sebagai gambaran, harga tanah pada 2007 silam sebesar Rp 700.000 hingga
Rp 800.000 per m². Setahun berselang, harganya naik sedikit jadi Rp
900.000. Terakhir, harganya parkir di kisaran Rp 1,29 juta per m².
Kenaikan harga tanah juga mengerek harga hunian. Sebagai contoh,
harga rumah tipe 144/160 di kluster Sevilla naik dari Rp 450 juta pada
2007 lalu tahun ini menjadi Rp 600 juta. Sekarang, pengembang sedang
asyik ketak-ketok proyek kluster teranyar, yakni North Espanola. Kluster
ini menawarkan tiga tipe, antara lain Ibiza atau tipe 144/160.
Perumahan lain di Depok adalah Permata Cimanggis. Harga tanah dan
hunian di perumahan besutan Grup Permata ini melonjak sebesar 30% hingga
40% per tahun. Saat ini, harga tanah sebesar Rp 1,4 juta hingga Rp 1,7
juta per m². Lalu, “Di masa mendatang, tentu punya potensi baik karena
ada kabar pembangunan jalan tol Cinere−Jagorawi dan relokasi terminal
Depok ke daerah tepat di belakang proyek perumahan,” ujar Supervisor
Pemasaran Permata Cimanggis Taufan Hery Kuswanto.
Proyek teranyar dari Permata Cimanggis, yakni kluster Mutiara, sudah
berjalan sejak awal Oktober kemarin. Tipe yang ditawarkan di kluster
Mutiara ini ada dua, yaitu tipe 45/84 dan tipe 45/90,dengan banderol
harga berkisar antara Rp 250 juta hingga Rp 350 juta.
Anton Sitorus memprediksi, potensi pertumbuhan properti di Depok
masih bagus. “Karena Depok termasuk salah satu kawasan yang
mengakomodasi wilayah Jakarta. Apalagi ditunjang adanya kereta api,”
ujar Anton.
Selain itu, prospek investasi properti di Depok sama baiknya dengan
daerah pinggiran Jakarta lain seperti Serpong dan Cibubur. “Kenaikan
harganya saya pikir bisa sekitar 10 persen per tahun,” jelas Anton.
(Dessy Rosalina/Edy Can/KONTAN Weekend)
wwahhh lumayan juga yah hasil keuntungan properti jakarta pinggirannya gan, smoga bermanfaat bagi kita semua....
BalasHapusYa.. betul sekali. memang investasi yang paling pasti adalah properti. dan lokasi pinggiran Jakarta sangat menjanjikan keuntungan besar di kemudian hari. tetapi kitapun harus jeli dan teliti sebelum menentukan properti mana yang akan kita ambil untuk berinvestasi. kenali developernya, bandingkan harganya, dan tentu saja pahami lokasi yang akan kita ambil.. semoga bermanfaat, salam sukses selalu.
Hapusgan ada info bermanfaat buat anda dan keluarga . . seputar
BalasHapusperumahan di jakarta timur
perumahan disewakan
perumahan baru
Perumahan dibandung
gans ada info bermanfaat buat yg menyimak
BalasHapusjual rumah denpasar
jual rumah di denpasar
jual rumah murah di tangerang
jual rumah murah jakarta selatan
Thanks pak infonya..
BalasHapusIni pak ada tanah kampung murah, siapa tahu ada yg lg nyari
http://goo.gl/Br9Fgz